Negara Belanda memang memiliki sejarah
yang terikat dengan Negara kita tercinta. Seiring dengan perkembangan bangsa
kita saat ini, kita juga tidak dapat menutup mata bahwa negara yang memiliki
daratan yang sempit serta sebagian wilayahnya berada pada ketinggian di bawah
permukaan laut ini juga merupakan negara yang berada di depan dalam mengelola
sumber daya alam yang ada. Dengan segala keterbatasan justru negara kincir
angin ini mampu menjadi referensi inovasi dan mampu berjaya di batas daratan
yang dimilikinya. Tepatnya, potret kejayaan ilmu dan pengalaman di batas
daratan.
Dua Batas wilayah yang langsung
bersinggungan dengan Laut utara, merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi
Belanda. Betapa tidak, dengan luas daratan yang tergolong sempit dengan dua
perbatasan langsung yang terhubung dengan laut utara negara ini mampu
menunjukkan kemajuannya akan hal kelola air laut kepada dua negara maju pada
batas wilayah yang lainnya (Jerman dan Belgia). Oleh karena itu, hampir
seperlima negara belanda merupakan hasil pengeringan laut yang dibendung
sehingga dua perlima dari negara Belanda merupakan di bawah permukaan laut
(depresi kontinental).
Berawal dari sebuah mimpi yang telah
diajarkan oleh para pendahulu orang Belanda untuk berkarya di luar batas daratan,
Mereka pertama membuat duinen
(pematang raksasa). Meletakkan bukit pasir mengelilingi tanah yang rendah
letaknya. Tanah yang disebut ‘Lage landen’ dari arah laut yang membentang dari
negara Belgia sekarang sampai provinsi Groningen dan Frisland, di Belanda
bagian Utara. Selain dari arah laut juga pinggir-sungai yang rendah letaknya.
Kemudian dibuatlah
bendungan-bendungan yang lambat laun menghasilkan tanah pasir -veenkleien- yang berada dalam lingkaran duinen
yang sudah terputus hubungannya dengan laut (air pasang-surut), kemudian jadi
mekar, lama-lama timbul daratan.
Daratan;
tanah pasir yang sudah timbul, masih dimana-mana terpencar sisa kumpulan air
dalam danau kecil, yang berbentuk telaga. Pengeringan tanah-tanah lagune yang
dilakukan disebut ‘inpolderingproject’, proyek pengeringan dan perluasan daratan.
Pengeringan tanah baru dari plassen tadi orang menggunakan kincir angin memompa
air sampai kering, tanah pasir yang kering lama-lama mengeras dan daratan
negeri Belanda makin bertambah luas. Dataran dari endapan telaga inilah yang
kemudian menjadi wilayah provinsi baru hingga terjadi musibah pada 1 februari
1953, terjadi tragedi jebolnya tanggul setinggi 4,55 meter dan mengakibatkan
sekitar 1800 korban jiwa. Namun peristiwa ini tidak lantas membuat Belanda terjebak
dalam trauma berkepanjangan justru melahirkan gagasan yang tertunda yaitu pembangunan
mega proyek bendungan yang disebut Delta Works.
DeltaWorks merupakan sebuah inovasi
Belanda melawan bencana ini dibangun setelah banjir tahun 1953 tersebut, dan
selesai pada tahun 1997, dibutuhkan waktu selama 44 tahun dan memakan biaya 8
miliar dolar untuk membangun bendungan yang diklaim mampu menahan badai
besar yang hanya muncul sekali dalam 10.000 tahun, dengan tinggi 13 meter
diatas permukaan laut. Struktur bangunannya dua kali lebih tinggi
dibandingan bendungan New Orleans dan deltaworks memakan biaya perawatan 500
juta dollar tiap tahunnya.
Kita memang sangat mengenal akan
kehebatan negara ini di bidang infrastruktur, banyak diantara kita melihat langsung
dan mengakui akan hal tersebut bahwa banyak peninggalan sejarah Indonesia yang
kualitas bangunan nya masih layak dibandingkan dengan bangunan zaman sekarang
padahal bangunan peninggalan masa lalu tersebut telah cukup termakan usia lebih
dari hitungan satu abad barangkali. Dari mulai rumah, pabrik, dan tentu yang
tak kalah penting adalah bendungan yang masih terlihat struktur nya pada
perkembangan zaman saat ini.
Infrastruktur dan bangunan khususunya bendungan
orang Belanda memang terlihat luar biasa berdiri kokoh di daratan, namun akan
lebih luar biasa lagi jika bangunan tersebut berdiri di atas perairan. Sungguh,
Karya-karya hebat bendungan yang kini juga masih layak setelah termakan usia tepat
jika dikatakan sebagai mimpi.
Terlebih jika kita melihat pembentukan daratan yang terkenal di antaranya adalah
lahan beemster yang tercatat dalam
daftar pusaka dunia unesco karena pengeringan danau ini pada tahun 1612 adalah
contoh yang mengagumkan bagaimana bangsa belanda "menciptakan"
sebagian besar lahan kering di bagian utara, barat dan barat daya negara
mereka. Belanda menemukan bentuknya yang sekarang karena campur tangan manusia
dengan alam. Hal tersebut juga diperkuat dengan keberhasilan proyek Delta Works dikatakan
sebagai mimpi (orang-orang pendahulu Belanda) seolah seperti hal yang menjadi
nyata. Bendungan yang terbesar boleh berada di China namun yang tercanggih
tetap berada di Belanda.
Dengan demikian dapat kita mengambil
sebuah gagasan bahwa di Belanda dapat mengembangkan devisa negara nya melalui beberapa
kota pelabuhan yang maju, mereka justru mampu menghasilkan pemikiran sebagai
solusi pada tantangan daratannya yang sempit dan berbatasan dengan air laut.
Padahal laut sendiri merupakan sumber alam yang begitu besar potensinya. Hal
ini tentu mengingatkan kita akan nenek moyang kita yang juga seorang pelaut,
kita juga dapat berjaya di lautan seperti yang diajarkan para pendahulu negeri
ini.
Sumber
tulisan:
http://edukasicenter.blogspot.com/2014/08/mengenal-negara-belanda-netherlands.html
http://enosrudy-enru.blogspot.com/2012/05/delta-werken-inovasi-belanda-melawan.html